Perut dan bawahannya

Assalamu'alaikum Wr Wb

Bukankah makan minum dan hubungan seks suami isteri itu halal? Lalu mengapa saat berpuasa kita harus mengendalikannya. Secuil rahasia terbaca di antaranya.

Pertama : Halal saja orang mukmin itu mampu mengendalikannya apalagi yang haram. Alangkah pakemnya rem iman orang mukmin itu dan ini modal besar menghadapi kehidupan serba serbi maksiat, “jangankan yang halal yang haram pun susah”.

Kedua : Justru halal harus dikendalikan kalau tidak terkendali maka mubazir – isroof, dan itu sifat-sikap setan yang dibenci oleh Allah.( 17 : 27) Ditengah masyarakat yang konsumtif, “To have more to use more”, Islam mengajarkan, “ What i need not i want”, itulah kesederhanaan.

Ketiga: Di sinilah keagungan ajaran Allah, dengan menahan makan minum terasa lezatnya makan minum, betapa banyak orang yang sakit tidak bisa makan minum atau orang yang memang susah tidak bisa makan minum karena miskin. Allah ingin mendidik kita menjadi hambaNya yang pandai bersyukur, apalagi Allah mengajarkan pengendalian seks kecuali kepada yang dihalalkan. Pemuda –pemudi yang mampu menahan syahwatnya dan berhasil tidak menjamah yang bukan mahramnya bukan saja membuat dahsyatnya dan sakralnya sebuah pernikahan tetapi bahkan meraih kepuasan spiritual dan kelezatan biologis walaupun ini sangat langka. Ternyata puasa itu sehat, halal itu nikmat, isteri kita itu pun menjadi bidadari, Subhanallah.

Keempat: Makan minum adalah perut dan seks adalah dibawah perut, yang sekarang menjadi 'agama baru' yaitu materialisme dan hedonisme dan inilah yang merusak tatanan desa dunia ini dan negeri inipun ambruk karena korupsi dan seks, broken home, hatta juru dakwah pun tanpa malu menyebut tarif ngamennya. Rasul pun ditanya tentang apa yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga dan ke neraka? Jawaban Beliau ringkas :”mulut dan kemaluan” -al fammu wal farju, siapa yang mampu menjaga mulut dan kemaluannya surgalah baginya, kalau tidak nerakalah untuknya. Maaf, jangan alergi bicara surga neraka karena pada akhirnya satu diantara dua itulah tempat kembali kita.

Kelima : Allah tidak berhajat sedikit pun pada makhlukNya Almustagna ‘an‘ibaadihi maka segala perintah dan larangan Allah untuk kemaslahatan makhlukNya. Allah tidak makan tidak minum, malah Allah memberi makan minum, ( 6 – 14 ) dan Allah tidak memiliki pasangan, ( 6:101 ) karena itulah Allah mengajarkan kita untuk berakhlak sebagaimana akhlaknya Allah, Takhallaqu biakhlaaqilllah demikian pinta Allah dalam hadits Qutsi. Cinta, kasih sayang, menolong, senang memberi, berjuang bahkan berkorban dan ini pula sifat Malaikat-malaikat Allah yang didesaign oleh Allah tanpa nafsu, tidak heran makhluk yang mulia itu terkagum-kagum kepada orang mukmin yang berpuasa,” punya nafsu kok bisa tahan”.

Keenam : Terjadilah revitalisasi rohani, pengimanan nafsu, nafsu-jasmani yang liar ditundukkan oleh iman-rohani, lahirlah akhlak yang mulia, ikhlas, sabar, syukur, rendah hati, jujur dan sebagainya.

Ketujuh : Kalau target hidup ini hanya makan-minum dan seks itu adalah target hewan. “Dan Kami hendak memuliakan manusia pada derajat yang mulia (dengan Alqur’an dan Sunnah) tetapi dia lebih mencintai dunia dan memperturutkan hawa nafsunya maka perumpamaan mereka bagaikan anjing..( 7 : 176 ). Satelit intelijen Amerika belajar kepada burung hud-hud Nabi Sulaiman, para hewan mengajarkan sains dan teknologi kepada manusia tetapi juga sifat-sifat hewan yang harus menjadi pelajaran.

Kedelapan : Karena itulah Allah melarang puasa wishol, puasa tanpa putus, misalnya tanpa buka seminggu atau puasa setiap hari. Dari pengalaman puasa selama Ramadan sangat efektif mencetak pribadi yang terbiasa taat. Toh juga tidak selamanya berpuasa, bukankah ada saatnya berbuka? Bukankah ada saatnya Idul Fitri? Bukankah ada saatnya kita menghadap Allah? Bukankah suasana itu sangat membahagiakan?. Kalau begitu, apa susahnya taat dan sabar sebentar di dunia yang sebentar ini, jangan karena enak sesaat kita menderita berkepanjangan, justru olah lah hidup yang sesaat ini untuk berarti hidup panjang hari tanpa akhir. Subhanallah terima kasih ya Allah Kau ajarkan kami berpuasa agar kami bahagia. Selamat menikmati puasa saudaraku.


Wassalamu'alaikum Wr Wb

(sumber: majelisazzikra.org)