Keutamaan Shalawat

Keutamaan shalawat dalam Al-Hadis

Bershalawat kepada Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa) memiliki banyak keutamaan bagi kita di dunia dan akhirat. Keutamaannya antara lainnya:

Pertama:
Rasulullah saw bersabda:
“Pada hari kiamat aku akan berada di dekat timbangan. Barangsiapa yang berat amal buruknya di atas amal baiknya, aku akan menutupnya dengan shalawat kepadaku sehingga amal baiknya lebih berat karena shalawat.” (Al-Bihar 7/304/72)

Kedua:
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku tiga kali setiap hari dan tiga kali setiap malam, karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah azza wa jalla berhak mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu.” (Ad-Da’awat Ar-Rawandi: 89, bab 224, hadis ke 226)

Ketiga:
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika akan membaca Al-Qur’an, malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku beradadalam kitab itu.” (Al-Bihar 94/71/65)

Keempat:
Rasulullah saw bersabda:
“Pada suatu malam aku diperjalankan untuk mi’raj ke langit, lalu aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan setiap tangan mempunyai seribu jari-jemari. Malaikat itu menghitung dengan jari-jemarinya, lalu aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang dihitungnya? Jibril menjawab: Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.

Kemudian aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui berapa tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia? Ia menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa
kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di kebun, di tanah yang bergaram, dan yang jatuh di kuburan.

Kemudian Rasulullah saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan itu. Kemudian malaikat itu berkata: Ya Rasulallah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku ini. Rasulullah saw bertanya: Perhitungan apakah itu? Ia menjawab: ketika suatu kaum dari ummatmu menghadiri suatu majlis, lalu namamu disebutkan di majlis itu, kemudian mereka bershalawat kepadamu. Pahala shalawat mereka itulah yang tak sanggup aku menghitungnya.” (Al-Mustadrah Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke
72)

Kelima:
Rasulullah saw bersabda:
“Sebagaimana orang bermimpi, aku juga pernah bermimpi pamanku Hamzah bin Abdullah dan saudaraku Ja’far Ath-Thayyar. Mereka memegang tempat makanan yang berisi buah pidara lalu mereka memakannya tak lama kemudian buah pidara itu berubah menjadi buah anggur, lalu mereka memakannya tak lama kemudian buah anggur itu berubah menjadi buah kurma yang masih segar. Saat mereka memakan buah kurma itu tak lama segera aku mendekati mereka dan bertanya kepada mereka: Demi ayahku jadi tebusan kalian, amal apa yang paling utama yang kalian dapatkan? Mereka menjawab: Demi ayahku dan ibuku jadi tebusanmu, kami mendapatkan amal yang paling utama adalah shalawat kepadamu, memberi minuman, dan cinta kepada Ali bin Abi Thalib (sa).” (Ad-Da’awat Ar-Rawandi, hlm 90, bab 224, hadis ke 227)

Keenam:
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Tidak ada sesuatu amal pun yang lebih berat dalam timbangan daripada shalawat kepada Nabi dan keluarganya. Sungguh akan ada seseorang ketika amalnya diletakkan di timbangan amal, timbangan amalnya miring,kemudian Nabi saw mengeluarkan pahala shalawat untuknya dan meletakkan pada timbangannya, maka beruntunglah ia dengan shalawat itu.” (Al-Kafi, jilid 2, halaman 494)

Ketujuh:
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak sanggup menutupi dosa-dosanya, maka perbanyaklah bershalawat kepada Muhammad dan keluarganya, karena shalawat itu benar-benar dapat menghancurkan dosa-dosa.” (Al-Bihar 94/47/2, 94/63/52)

Kedelapan:
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Ketika nama Nabi saw disebutkan, maka perbanyaklah bershalawat kepadanya, karena orang yang membaca shalawat kepada Nabi saw satu kali, seribu barisan malaikat bershalawat padanya seribu kali, dan belum ada sesuatupun yang kekal dari ciptaan Allah kecuali shalawat kepada hamba-Nya karena shalawat Allah dan shalawat para malaikat-Nya kepadanya. Orang yang tidak mencintai shalawat, ia adalah orang jahil dan tertipudaya, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya serta Ahlul baitnya berlepas diri darinya.” (Al-Kafi 2: 492). Syeikh Abbas Al-Qumi mengatakan bahwa Syeikh Shaduq (ra) meriwayatkan dalam kitabnya Ma’anil Akhbar: Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) menjelaskan tentang makna firman Allah saw, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi…: Shalawat dari Allah azza wa jalla adalah rahmat, shalawat dari malaikat adalah pensucian, dan shalawat dari manusia adalah doa.” (Ma’anil akhbar: 368).