Kisah (Tawaran Allah) Sahabat

Saya teringat kisah Sahabat Ustman bin Affan, Sahabat Nabi. Beliau pernah suatu ketika saya dikisahkan, membawa banyak barang dagangan. Di tengah perjalanan, dicegat sama sesama pedagang yang menawarnya 2x lipat harga beli. Sahabat Ustman menolak. Beliau mengatakan, ada yang membeli lebih besar lagi. Jalan lagi, ditawar lagi. Lebih tinggi. Lagi-lagi ditolak. “Ada yang nawar lebih tinggi,” katanya dengan yakin. Sampe saya diceritakan oleh orang-orang tua saya, penawaran tertinggi mencapai 20-30x lipat dari harga Sahabat Ustman beli andai barang itu mau diserahkan/bisa dibeli oleh mereka. Namun Sahabat Ustman terlanjur kepincut tawaran yang lebih tinggi lagi. Karenanya beliau menolak. Ramailah dibicarakan. Ustman gila! Siapa yang mau membeli barang lebih dari harga penawaran kami? Berapa nanti mau dijual? Sahabat Ustman tersenyum. Dengan gagahnya beliau memberitahu, bahwa yang membeli adalah Allah. Tuhannya Muhammad Rasulullah. Allah membeli dengan 700x lipat atau bahkan lebih. Sahabat Ustman memilih menjualnya kepada Allah, alias menyedekahkannya.

Oleh : Uztd Yusuf Mansyur

Kenyakinan

Assalamu\'alaikum wr.wb

Ada yang tau, tapi ga yakin. Ada yang yakin, tapi ga ngamalkan. Ada yang tau dan yakin, tapi ga bekerja dengan apa yang diketahui dan diyakininya. Maka bekerjalah dengan apa yang diketahui dan diyakini.

Tau ga shalat malam bisa mengangkat derajat?
Bisa jadi ada yang ga tau. Tapi insya Allah dah, kalo suka ngaji mah, tau. Setelah tau? Apakah kemudian meyakini? Belom tentu. Kemudian setelah tau, apakah kemudian berkenan shalat malam? Tambah belom tentu. Terus umpama kata bener-bener